Tuesday, November 30, 2010

Celakalah Tsalabah..!

Seperti hari-hari sebelumnya, Tsalabah telah bersiap di shaf terdepan, persis di belakang Nabi Muhammad SAW. Muadzin sudah mengumandangkan Iqomah tanda shalat Ashar akan segera dimulai. Nabi sendiri yang menjadi imam saat itu. Tsalabah shalat dengan khusyuk, mengikuti gerakan Nabi dengan baik.
 
“Assalamualaikum warrahmatulloh…” Nabi memalingkan wajahnya ke kanan lalu ke kiri tanda sholat telah selesai diikuti oleh makmum. Tsalabah dengan tergesa-gesa bangkit dari duduknya. Setengah berlari ia bergegas meninggalkan mesjid. 



 
“Kenapa sih Tsalabah itu? Ia selalu terburu-buru pergi setelah selesai shalat. Tak pernah ia duduk berdzikir lebih dulu. Seperti shalat orang munafik saja,” kata salah seorang jemaah berkasak kusuk.
“Iya. Padahal kalau sedang shalat kayaknya khusyuuuuuk banget,” timpal temannya.
“Sssst...mungkin ia lagi ada urusan,” yang lain menengahi.

Kejadian tersebut berulang setiap hari. Akhirnya Nabi merasa harus menegurnya, maka ia memanggil Tsalabah untuk menghadap. Ia bertanya mungkinkah Tsalabah mempunyai urusan yang sangat mendesak sehingga ia selalu pulang terburu-buru.
 
“Shalat seperti itu tidak baik. Jadi seperti shalatnya orang munafik,” Nabi menasehati. Tsalabah tertunduk sedih.
“Saya memang orang yang paling tidak beruntung di Madinah. Untuk shalat saja saya hanya punya satu kain dan harus bergantian dengan istriku di rumah. Itu sebabnya saya tidak bisa berlama-lama di mesjid seperti yang lain. Takutnya istri saya nanti tidak kebagian waktu shalat.”
 
Terdengar suara ber ‘ooooh’ panjang dari para jemaah yang ikut mendengarkan.
“Tapi bukan berarti saya pemalas. Saya sudah bekerja begitu keras untuk mengumpulkan rizki tapi ternyata Alloh belum memberikan pertolongan,” lanjut Tsalabah.Tsalabah terengah-engah saat tiba di pntu rumahnya. Ia tadi berlari begitu cepat karena waktu shalat hampir habis.

“Hampir saja aku tidak shalat,” ucap isterinya sambil bergegas menunaikan shalat.
“Yang mulia Nabi tadi menanyaiku. Ia ingin tahu kenapa aku selalu shalat terburu-buru,” kata Tsalabah.
“Lalu apa yang kau katakana?” tanya istrinya penasaran.
“Yah aku ceritakan saja bahwa saking miskinnya kita hanya punya satu kain yang harus dipakai bergantian. Sepertinya Nabi memakluminya,” jawabnya.
“Apakah kau meminta Nabi untuk mendoakan kita? Kau tahu kan. Doa Nabi itu makbul. Mintalah ia untuk berdoa kepada Alloh supaya kita diberi kekayaan. Alloh pasti mengabulkannya,” pinta isterinya penuh semangat.
“Ah aku malu meminta seperti itu. Disangkanya kita tidak mensyukuri nikmat yang Alloh berikan. Bagaimana kalau Nabi murka.”
“Cobalah dulu!” desak istrinya.

Terpaksa esoknya Tsalabah menemui Nabi di rumahnya.
“Ada apa wahai Tsalabah? Kenapa kau tampak risau?” Nabi tersenyum menyambutnya.
“Eh anu Yang Mulia. Ee...saya ingin memintamu untuk mendoakan keluarga kami. Mintakanlah kepada Alloh untuk memberi kita kekayaan. InsyaAlloh kami akan lebih giat beribadah. Saya pasti tidak akan terburu-buru pulang setelah shalat karena tak perlu lagi berebut kain dengan istriku. Dan kami bisa bersedekah kepada fakir miskin.” Tsalabah tertunduk malu.
Nabi menghela nafas.
 
“Kenapa kau ingin sekali menjadi kaya Tsalabah?”
“Kami bosan dengan kemiskinan kami. Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan ibadah kami. Tidak bisa bersedekah apalagi berzakat. Sepertinya kami orang termalang di jagat ini,” desah Tsalabah.
“Apakah kau pernah kelaparan Tsalabah?” tanya Nabi.
“Tidak Yang Mulia.”
 
Nabi kembali tersenyum.
“Tidak cukupkah aku menjadi contohmu? Aku juga miskin sepertimu. Aku tidur hanya beralaskan pelepah kurma. Kami sekeluarga bahkan sering berpuasa karena tidak ada persediaan makanan yang bisa kami makan. Bersabarlah. Sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar. InsyaAlloh pahala ibadahmu lebih besar dibandingkan mereka yang lebih lapang darimu.”
Tsalabah hanya mengangguk-angguk kecil.

Isteri Tsalabah tidak begitu puas dengan jawaban Nabi. Ia mendesak suaminya untuk meminta sekali lagi.
“Bilang saja, ukuran kesabaran kita pastilah tidak sama dengan beliau. Kita kan bukan Nabi,” dorong isterinya.
“Aku begitu malu menghadap Nabi tadi. Apaplagi jika sekarang harus meminta untuk kedua kalinya.” Tsalabah mencoba menolak.
 
“Kalau kau tidak berani, aku yang akan menghadap Nabi,” ancam isterinya.
Tsalabah terpaksa menyetujuinya.
Nabi dengan sabar mendengarkan penuturan Tsalabah. Ia menghela nafas dan dengan murung menengadahkan wajahnya sambil terpejam.
“Baiklah. Aku akan meminta Alloh untuk menolongmu. Berjanjilah padaku bahwa kau akan semakin giat beribadah jika Alloh nanti berkenan memberikan kelebihan rizki,” kata Nabi.
Mata Tsalabah bersinar-sinar.
 
“Aku berjanji. Engkaulah saksinya wahai Nabi,” kata Tsalabah cepat-cepat.
Nabi mengangguk. Ia mulai memanjatkan doa yang diamini Tsalabah dengan jantung berdebar.
Perubahan berlangsung dengan sangat singkat. Kambing Tsalabah yang hanya dua ekor dan sudah tua tiba-tiba beranak pinak dengan cepat. Padang rumput yang dulu lengang kini penuh dengan kambing miliknya. Warga berebut membeli susu kambing darinya karena menurut mereka rasanya lebih enak dan gurih. Tsalabah menjadi kaya raya.

Suatu hari, setelah selesai berdzikir, Nabi menyadari bahwa ia tak pernah melihat lagi Tsalabah berdiri di belakangnya.
“Kemana Tsalabah?” tanya Nabi.
“Oh Tsalabah sudah tidak pernah lagi shalat berjamaah,” jawab seorang sahabat. “Semenjak hartanya berlimpah, ia sibuk menghitungnya. Tak ada waktu lagi untuk sekedar shalat berjamaah.”
Nabi terdiam dan mendesah. Tampak kesedihan membayang di wajahnya.
“Aku tahu hal ini akan terjadi,” batin Nabi.

Tiba saatnya pengumpulan zakat harta tahunan. Nabi menghimbau bagi mereka yang mampu untuk membayar zakat hartanya. Zakat itu nantinya dipakai untuk membantu warga yang kurang mampu. Para sahabat dengan giat mendatangi para saudagar. Bersama-sama mereka menghitung berapa zakat yang harus diberikan.
Seorang sahabat mendatangi rumah Tsalabah. Ia memintanya untuk membayar zakatnya.
 
“Kenapa aku harus membayar zakat? Zakat itu seperti upeti. Hanya tawanan perang yang harus membayar upeti. Aku tidak pernah berperang melawan Nabi, jadi aku tidak harus bayar pajak,” tolak Tsalabah.
“Zakat fungsinya untuk membersihkan harta, karena di dalam harta yang kita punyai tersimpan hak-hak anak yatim dan orang yang tak mampu, beda sekali artinya dengan upeti.” Sahabat mencoba menjelaskan.
“Pokoknya aku tidak mau bayar zakat. Semua harta ini adalah hasil jerih payahku. Tidak ada hubungannya dengan anak yatim atupun orang miskin.” Tsalabah tetap keras kepala.
 
“Ternyata kau memang telah berubah Tsalabah. Harta telah membutakanmu. Aku akan laporkan hal ini kepada Nabi.” “Bilang saja. Aku tidak takut,” tantang Tsalabah.Sahabat bergegas menemui Nabi dan menceritakan penolakan Tsalabah. Wajah Nabi merona merah menahan marah.
 
“Celakalah Tsalabah,” ujar Nabi.
Sahabat yang hadir saat itu langsung maklum bahwa sebentar lagi malapetaka akan menimpa Tsalabah. Seseorang menyampaikan berita itu kepada Tsalabah.
Tsalabah tersedak minumannya saking ketakutannya.
“Aduh apa yang harus kulakukan? Kalau Nabi marah dan mendoakanku supaya aku jatuh miskin, bagaimana nasibku nanti?” tangisnya. 

“Ya sudah, coba saja minta maaf. Siapa tahu kau masih bisa diampuni. Jangan lupa bawa zakatmu juga!”
Tsalabah menggiring puluhan kambingnya ke hadapan Nabi.
“Yang Mulia maafkan aku. Ini, aku bawa zakatku. Aku akan membawanya lagi kalau yang ini kurang,” Tsalabah memohon.
 
“Kami tidak membutuhkan zakatmu lagi Tsalabah. Bawa pulang sajalah lagi,” tolak Nabi.
“Aduh celaka benar aku!” tangis Tsalabah ketakutan.
Seperti halnya kekayaannya yang datang begitu cepat, mereka menhilang dengan cepat pula. Mula-mula warga yang tadinya antri membeli susu kambingnya kini semua kabur karena air susu kambingnya menjadi basi dan bau. Kambingnya hilang satu persatu, ada yang mati karena sakit, dimakan serigala atau tersesat ke dalam hutan. Ditambah lagi padang rumput yang dulu hijau tiba-tiba menjadi kering dan tandus sehingga kambing-kambingnya mati kelaparan. Dalam hitungan minggu saja Tsalabah kembali menjadi miskin, bahkan lebih miskin dari sebelumnya.

Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bersyukur.

Friday, November 26, 2010

Surat Org Minang Buat Pak SBY

(saya copas bulat-bulat dari teman yang mengcopas juga bulat bulat dari temannya dimana temannya juga

Pak SBY, kami warga di pesisir Sumbar, mati saja yang belum. Kalaulah Bapak berkantor di Padang, takkan terpicingkan mata oleh bapak, meski malam telah larut. Pak Gubernur kami, sekarang sudah kurus. Kemarin bersama Waka Polda, Wagub, Walikota Padang, mengimbau rakyat untuk tidak resah. Pejabat kami kurang tidur sekarang, Pak. Bagaimana bisa tidur, di mana-mana rakyat ketakutan akan isu gempa besar. Sudahkah Bapak tahu akan hal itu?

Pak SBY yang terhormat… Maksud hati hendak membangun jalan evakuasi, membangun shelter, mendinding laut, tapi kami tak punya uang. Pemerintah pusat tak peduli. Kami tahu tak peduli, karena kata Bappenas, tak ada dana pusat untuk membuat shelter di Sumbar. Akan Bapak biarkan saja kami mati disapu tsunami, jika monster itu datang? Sekarang Pak, tiap sebentar isu meruyak, lewat SMS, dari mulut ke mulut, resume rapat interen pejabat pemerintah disebar PNS tak bertanggungjawab. Kalau SMS terorisme, secepat kilat Densus 88 bergerak. Dijemput malamnya orang. Tapi tiba di SMS teror gempa, kenapa tak bisa, Pak? Kami seperti terhukum mati menunggu eksekusi. Ulama kami sudah bertunas mulutnya memberi nasihat, tapi kami takut juga. Jiwa yang resah adalah penyakit, sedang hati yang riang adalah obat. Yang terjadi hati kami diperparah oleh pakar. Tim Sembilan yang Bapak bentuk datang ke Padang, hanya untuk bilang: “Itu gempa di Mentawai baru buntutnya, yang akan kita tunggu bapaknya, ini bukan mempertakut, tapi harus disampaikan,” katanya. Tim ini, melibas urusan BMKG. Padahal negara memercayakan kepada BMKG, namun Tim Sembilan lebih jago dan merasa berkompeten. Maka takutlah seisi kota, takutlah seisi kampung, dari ujung ke ujung. Setelah itu tim hebat tersebut pergi ke Jakarta, ke pangkuan istri dan anak-anaknya. Ketika gempa datang, yang sibuk justru BMKG.

Pak SBY yang tercinta… Waktu pemilu 80 persen suara rakyat Sumbar untuk Bapak, maka sewajarlah kini, ketika kami memerlukan bantuan, Bapak bantu kami. Suratkabar Singgalang menawarkan, agar laut Sumbar didinding. Biayanya takkan sampai Rp20 triliun. Sekali angguk saja oleh Bapak, beres semua. Ini lebih penting dibanding Jembatan Selat Sunda. Dinding laut itu ada di Jepang, di Korea dan di sejumlah negara lainnya. Bentuknya seperti Tembok Cina. Bisa untuk jalan di atasnya. Kira-kira tingginya 10 sampai 15 meter. Panjangnya, orang PU yang bisa mengukurnya Pak. Sekalian bisa untuk lokasi rekreasi, bahkan jalan tol bisa dibuat di atasnya Pak. Bukankah Bapak akan membuat jalur lintas barat Sumatra? Dinding laut itu saja jadikan jalan. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampau. Bisa Bapak bayangkan musibah tsunami Aceh, untuk rehab rekon (RR)nya saja habis uang minimal Rp75 triliun. Kerugian yang terjadi, empat kali lipatnya, barangkali. Akibat amuk alam ini, tidak kurang dari 132 ribu orang Aceh meninggal dan 37 ribu orang dinyatakan hilang. Apalah artinya yang Rp20 triliun untuk mendinding laut Pak. Atau habis dulu orang Minang oleh tsunami, baru kemudian dibentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Sumbar. Okelah, tak ada uang untuk dinding laut, untuk shelter juga boleh. Padang memerlukan setidaknya 100 shelter. Sebanyak itu pula di wilayah lain di Sumbar. Tiap shelter Rp30 miliar. Kata Bappenas, tak ada dana untuk itu. Disuruhnya pemerintah daerah “kreatif”. Itu sama dengan membunuh namanya. Bagaimana perencanaan pembangunan, bisa melupakan mitigasi? Lupa akan nasib rakyat, kecewa berat kami dengan Bappenas. Hentikanlah agak sejenak membangun jalan tol di Pulau Jawa itu, alihkan uangnya untuk Sumbar. Apakah untuk membangun shelter, escape building, dan jalan evakuasi atau dinding laut.

Pak SBY, jalan evakuasi saja di Padang sudah tujuh tahun tak selesai. Uang untuk membebaskan tanah tak kunjung cukup. Kasihlah kami uang untuk pembebasan jalan itu saja dulu, sudah besar hati kami, Pak. Ini kan tidak, selalu saja jawabannya klise, “pusat tak ada uang untuk pembebasan tanah”. Kalau untuk proyek biasa, bisa diterima, tapi untuk proyek kemanusiaan, apa tidak bisa pusat turun tangan? Kadang kami di Sumbar merasa jauh dan sepi sendiri. Kenapa pemerintah pusat tak peduli lagi pada kami. Sedih hati kami di sini. Mohon temani kami dalam masa-masa sulit ini Pak. Kami sedang gamang. Hanya kepada Tuhan kami bisa mengadu, berdoa, berserah diri.

Kalau Bapak mau membantu, kami tawarkan tujuh hal untuk meminimalkan dampak tsunami di Sumbar. Ketujuhnya dinding laut, relokasi penuh warga pesisir Sumbar, relokasi zone merah saja, buat shelter, buat ecape building, jalur evakuasi, tanam trembesi dan bakau di pantai atau reklamasi. Sampai hari ini, hanya satu yang sudah ada yaitu satu unit shelter yaitu SMA 1 Padang. Itupun bantuan Yayasan Budhi Suci, bukan uang pemerintah. Pemerintah daerah takkan bisa berbuat apa-apa, kalau pusat tak membantu. Penyakitnya Pak, kementerian dan Bappenas, kalau tak dilobi, tak dihiraukannya nasib rakyat. Apa perlu lagi lobi-lobi semacam itu, sementara kami sedang gundah gulana? Jika Bapak memerlukan sepucuk surat yang ditandatangani seluruh rakyat, kami siap membuatnya. Kami tak takut mati Pak, sebab ajal sudah tersurat di Arasy. Mati hari ini, pasti mati. Tapi, bukankah kita perlu berikhtiar? Apalagi rakyat Sumbar adalah bagian integral dari Indonesia.

Pak SBY yang terhormat… Jujur saja, bangsa yang besar ini, berhutang sejarah pada kami orang Minang. Kami tak minta dibayar, tapi berbuat baiklah pada saat yang tepat. Saatnya sekarang. Kalau pada 2011 hanya rapat ke rapat saja, janji ke janji saja, maka kami akan menjadi rakyat yang patah arang. Pak SBY… Maafkan saya yang sudah lancang menulis seperti ini. Apa boleh buat ditangkap intel pun sudah risiko saya. Tak ada pilihan lain, Bapak harus turun tangan. Ah, jika saja Hatta, Sjahrir, Tan Malaka,Yamin, Agus Salim, masih hidup, mungkin nasib kami takkan semalang sekarang. Hari ini pasti dipanggilnya Bapak ke rumahnya. “Tolong kampuang kami ya, Pak Presiden,” kata Hatta, suara beliau antara terdengar dan tidak. “Tolong itu Sumbar, lumbungnya demokrasi,” kata Sjahrir. “Demi rakyat jelata yang menderita setiap hari, bantu Ranah Minang,” kata Datuk Tan Malaka. “Minangkabau adalah libero dalam pembentukan Negara Kesatuan RI, bantu sekarang, rakyatnya sedang nestapa,” kata Pak Yamin. “Belum bersekolah orang di tempat lain, orang Minang sudah studi ke Belanda, buat sekolah jadikan shelter,” kata Agus Salim. Tapi tidak. Beliau telah tiada. Kami sepi sendiri Pak Presiden SBY. Wassalam. (*)

Thursday, October 21, 2010

UNREG NSP Telkomsel bikin Kesal .. :(

Tanpa sengaja anak-anak mainin HP trus ke SET NSP telkomsel , Sudah berulang kali RING OFF ..otomatis ada lagi ....ndilalah nya Untuk Unreg nya susah bukan main ...apakah halal nyari duit dengan cara begini ..?

Saking kesalnya browsing ke websitenya telkomsel ...apa yang didapat he he ..anda akan disuruh macam-macam hanya untuk berhenti langganan NSP yang tidak disuka ....berikut yang saya dapat dari websitenya telkomsel : langsung copy paste dari websitenya....Panduan

1212 nada sambung pribadi adalah inovasi baru dari Telkomsel yang memungkinkan Anda pengguna kartuHALO , simPATI , KartuAs mengganti suara tuut...tuut... dari nada sambung yang biasa didengar dengan berbagai jenis musik sesuai dengan selera Anda, sehingga siapapun yang menelepon Anda bisa mendengar lagu- lagu asik saat menunggu panggilannya diangkat.

Saat ini, layanan Nada Sambung Pribadi (NSP) dapat dinikmati diseluruh wilayah Indonesia !!!

                     Tarif kartuHALO      * simPATI        Kartu As
SMS ke nomor 1212     Rp 250            Rp 350            Rp 350
Telepon ke nomor 1212 Rp 500/ menit     Rp 700/ menit     Rp 700/ menit
Download NSP          Rp 9.000/lg/30hr  Rp 9.900/lg/30hr  Rp 9.900/lg/30 hr
Renewal NSP           Rp 7.500/lg/30hr  Rp 8.250/lg/30hr  Rp 8.250/lg/30 hr
NSP Unik              Rp 5.000/lg/14hr  Rp 5.500/lg/30hr  Rp 5.500/lg/30 hr
NSP mingguan          Rp 3.000/lg/7hr   Rp 3.300/lg/7hr   Rp 3.300/lg/7 hr

* tariff belum termasuk pajak 10%

Anda dapat memiliki maksimal lima Nada Sambung Pribadi

Cara memilih Nada Sambung Pribadi sekaligus aktivasi:
- Melalui telepon ke nomor 1212 dan ikuti petunjuk
- Melalui WAP Telkomsel : http://wap.telkomsel.com melalui handset anda dan pilih nsp anda
- Melalui UMB melakukan panggilan ke *121# lalu ikuti petunjuk
- Melalui SMS:

1.Untuk menggunakan Nada Sambung Pribadi dalam interval waktu tertentu
Ketik: RING ON Kode Nada jam mulai jam selesai
Kirim ke: 1212
Contoh : RING ON 0110001 01 02 (nada sambung ini akan digunakan pada pukul 01 s.d 02)
catatan : waktu menyesuaikan wilayah yang ada di Indonesia

2.Untuk memberikan Nada Sambung Pribadi kepada orang lain
Ketik: RING GIFT Kode Nada No HP yang akan dikirimkan NSP
Kirim ke: 1212
Contoh : RING GIFT 0110001 0811102XXX

3.Untuk mengidentifikasikan Nada Sambuing Pribadi terhadap orang yang menelepon (NSP CLI)
Ketik: RING ON Kode Nada No HP yang diidentifikasikan dengan lagu tertentu
Kirim ke: 1212
Contoh : RING ON 0110001 0811102XXX

4.Otomatis memperpanjang Nada Sambung Pribadi yang dimiliki
Ketik: RING SUB Kode Nada
Kirim ke: 1212
Contoh : RING SUB 0110001

5.Memberhentikan layanan otomatis perpanjang NSP
Ketik: RING UNSUB Kode Nada
Kirim ke: 1212
Contoh : RING UNSUB 0110001

6.Mengaktifkan layanan NSP
Ketik: RING ON Kode Nada
Kirim ke: 1212
Contoh : RING ON 0110001

7.Mengetahui daftar NSP dari music box Anda
Ketik: RING LIST
Kirim ke: 1212
Contoh: RING LIST

8.Menampilkan list NSP dari MSISDN tertentu
Ketik: RING COPY MSISDN
Kirim ke: 1212
Contoh: RING COPY 081123XXXX

9.Memperpanjang Masa Berlaku NSP
Ketik: RING RENEW Kode Nada
Kirim ke: 1212
Contoh: RING RENEW 0110001

10.Mengetahui 5 lagu terfavorit
Ketik: RING TOP5
Kirim ke 1212
Contoh: RING TOP5

11.Menghapus NSP dari music box
Ketik: RING DEL Kode Nada
Kirim ke: 1212
Contoh : RING DEL 0110001

12.Mematikan NSP
Ketik: RING OFF
Kirim ke: 1212
Contoh : RING OFF
Bantuan

13.Ketik: RING HELP
Kirim ke: 1212
Contoh : RING HELP


Apakah anda sukses untuk unreg ...? mudah-mudahan ...:)

Wednesday, October 20, 2010

Halo.

Satu kata yang mempunyai makna ganda. Halo bermakna sapaan, biasanya sering dilakukan jika kita sedang berkomunikasi melalui pesawat telepon atau ketika kita berjumpa dengan seseorang. Dan halo yang merupakan fenomena optik di alam. Sekarang saya ingin menyoroti makna halo sebagai fenomena optik.

Gambar Halo     

Saat ini wilayah Indonesia sedang memasuki musim hujan . Saya berharap dapat melihat fenomena optik yang kerap terjadi di musim hujan. Musim yang selalu basah dengan langit temaram dan air tumpah ruah di beberapa daerah menyebabkan banjir. Saat saya masih kecil, saya sering melihat pelangi di musim hujan dan pernah sekali melihat halo. Halo itu, masih lekat dalam ingatan saya.

Peristiwa itu, puluhan tahun yang lampau. Ketika saya masih duduk di sekolah dasar. Peristiwa yang terjadi di siang hari, tepatnya ketika matahari berada di atas kepala saya. Selepas pulang sekolah seperti biasa saya selalu main ke rumah teman, jarang mengerjakan PR terlebih dahulu,..hehe. Tanpa sengaja saya melihat ke arah langit dan melihat matahari. Sejenak saya memperhatikan matahari yang dikelilingi oleh lingkaran berwarna gelap. Itu bukan gerhana matahari. Tapi, apa ya?

Pertanyaan itu muncul dan menghiasi pikiran saya. Teman-teman pun melihat peristiwa tersebut. Namun tidak ada yang bisa menjelaskan. Saya lupa, apakah peristiwa tersebut terjadi pada saat musim hujan atau kemarau. Fenomena itu masih melekat di benak saya. Sekarang saya mengetahui fenomena yang dulu pernah saya lihat itu adalah halo dan biasa terjadi di musim hujan.

Proses terbentuknya Halo Matahari sama seperti proses terbentuknya pelangi, hanya dalam hal ini tidak mengandung air, sehingga yang tampak hanya bayangan saja berbentuk cincin. Ketika musim hujan, partikel uap air ada yang naik hingga tinggi sekali di atmosfer. Partikel air memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya matahari. Apabila hal tersebut terjadi saat posisi matahari sedang tegak lurus dengan bumi, maka akan terbentuk lingkaran gelap disekitar matahari. Hal ini disebabkan saat matahari pada posisi tegak lurus terhadap bumi kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih kecil sehingga warna yang terlihat sangat terbatas. Warnanya terlihat gelap karena pandangan ke arah matahari juga terhalang debu.

Berbeda dengan proses terbentuknya pelangi yang sering terjadi di pagi atau sore hari yang membentuk sudut kemiringan. Pada posisi yang miring ini, kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih besar, sehingga warna-warna yang muncul juga lebih lengkap. Jika terjadi pada pagi hari, udara masih dalam keadaan bersih sehingga akan tampak warna kemerahan.

Fenomena-fenomena alam itu sangat indah. Bukti dari keagungan sang Pencipta. Semoga saya dapat melihat fenomena halo maupun pelangi di musim hujan ini. Sudah lama sekali, fenomena itu tidak pernah saya lihat kembali.

source :inasmile.blogspot.com

Thursday, October 14, 2010

Berhenti Berlangganan Ring Back Tone (RBT) – Nada Tunggu – Nada Sambung XL

Betapa susahnya mencari informasi berhenti berlangganan Ring Back Tone (RBT) – Nada Tunggu (Nada Sambung) XL, di website nya tidak ada, di search (fasilitas dalam website) juga tidak ada. Menyedihkan! Segala cara mungkin sudah dicoba, semua kata dikirim mulai dari UNREG, STOP dan sebagainya.

Setelah Googling, caranya UNREG RBT XL : ketik UNSUB kirim ke 1818

Bandingkan dengan operator lain yang memuat cara berhenti berlangganan dalam website mereka masing-masing :

Indosat (Mentari, IM3, Starone) i-Ring, Mentari ketik STOP kirim ke 808, Starone ketik : UNREG kirim ke: 808, M3 ketik UNREG kirim ke 808. Jika tidak berhasil ketik: STOP kirim ke 808
Telkomsel NSP 1212, ketik: RINGOFF Kirim ke: 1212
Nada Sambung Esia, ketik RING[spasi]UNSUB kirim ke 8888
Fren Ringgo ada di website mereka : http://ringgo.mobile-8.com/en/index.jsp
Natrindo Telekom Selular (AXIS) ketik : OFF kirim ke 333
Telkom FLEXI ketik: RING(spasi)OFF kirim ke 1212

Update:

Informasi berhenti berlangganan RBT XL ada di dalam website XL tapi linknya terlalu dalam, membingungkan dan ribet! Terima kasih Mas Febz yang sudah menyampaikannya melalui comment di bawah.

Update (2): Untuk berhenti Fren-Ringgo (dari tsphand1 di kolom komentar)

Fren
ketik : RINGGO HAPUS
kirimkan ke : 2525

Jika ada balasan,
ketik : ya
kirimkan ke : 2525

source : reza.yazdi.or.id

Cara berhenti berlangganan NSP 1212, RBT (Ring Back Tone), i-ring, Nada Sambung, RBT Three, Flexitone, RINGGO

Berawal dari rasa jengkel, karena ga merasa mendaftar layanan NSP 1212 tetapi tiba2 layanan secara otomatis aktif, "NSP apa ini, lagunya jelas... di hapus gak bisa..., tiap isi pulsa secara otomatis terpotong untuk biaya NSP yang kita tidak nginkan..., huh dasar "kalian", cari uang yang lebih halal yang tidak dengan cara menipu dan merugikan orang lain ga bisa ya???", Merepet dalam hati...

Cara berhenti berlangganan NSP 1212 (Nada Sambung Pribadi) dari Operator Telkomsel Kartu As, SIMpati, Halo):

- Apabila anda sebelumnya mengaktifkan NSP dengan cara ketik RING ON (Kode Lagu), maka cara berhenti berlangganan NSP 1212 adalah dengan, ketik RING OFF kirim ke 1212

- Apabila anda sebelumnya mengaktifkan NSP dengan cara ketik RING SUB (Kode Lagu), maka cara berhenti berlangganan NSP 1212 adalah dengan, ketik RING UNSUB (Kode Lagu) kirim ke 1212

..., kalau anda merasa tidak pernah mengaktifkan NSP, dengan kata lain NSP secara otomatis telah aktif di nomor anda, maka cara berhenti berlangganan NSP 1212 adalah dengan mencoba keduanya, yaitu ketik RING OFF kirim ke 1212 dan atau kalau NSP tetap masih aktif (belum ada balasan berhenti berlangganan dari 1212), maka cara berhenti berlangganan NSP 1212 adalah dengan ketik RING UNSUB (Kode Lagu).

Untuk mengetahui "kode lagu" NSP anda, maka anda perlu melakukan cara:
a. Menunggu sampai dengan masa aktif NSP anda habis dan usahakan pulsa anda dalam kondisi "Rp.0" (agar masa berlangganan NSP tidak secara otomatis diperpanjang), disitu anda akan mendapatkan pemberitahuan tentang nomor "kode lagu".
b. Anda dapat melakukan cara kedua, apabila anda tidak sabar menunggu habisnya masa aktif NSP, yaitu dengan cara mengaktifkan NSP baru, dengan cara ketik RING ON kirim ke 1212 dan pilih lagunya, setelah NSP yang baru aktif maka catatlah "kode lagu" NSP anda, kemudian silahkan mencoba menonaktifkan NSP dengan cara ketik RING OFF kemudian kirim ke 1212.

Cara berhenti berlangganan layanan RBT (Ring Back Tone) untuk Operator XL (Kartu Bebas, Jempol dan Xplor) adalah dengan cara ketik UNSUB kemudian kirim ke 1818.

Cara berhenti berlangganan layanan i-ring untuk operator Indosat (Matrix, Starone, IM3 dan Mentari) adalah dengan cara ketik UNREG kemudian kirim ke 808.

Cara berhenti berlangganan layanan Nada Sambung, untuk operator Esia adalah dengan cara ketik RING UNSUB kemudian kirim ke 8888.

Cara berhenti berlangganan RBT Three, untuk Operator 3 (Three) adalah dengan cara ketik RBTUNREG kirim ke 1212, atau RBT UNREG kirim ke 1212.

Cara berhenti berlangganan Flexitone, untuk operator Telkom Flexi adalah dengan cara ketik RINGOFF dan kemudian kirim ke 1212.

Cara berhenti berlangganan layanan RINGGO untuk operator Fren, adalah dengan cara ketik RINGGO HAPUS kemudian kirimkan ke 2525, Jika ada balasan, ketik ya dan kirimkan ke 2525.

..., terakhir, jika cara diatas belum berhasil maka silahkan bawa ke kantor operasional operator anda, (misalnya untuk telkomsel ke grapari)

semoga bermanfaat...

Sumber:
- tasikisme.com
- reza.yazdi.or.id

Thursday, September 30, 2010

Nikmatnya, Tahu Udang Khas Bengkulu

Jumat, 09 April 2010 08:25:30''Kita tetap mempertahankan usaha tahu udang khas Bengkulu ini. Karena masyarakat Bengkulu banyak yang suka.

Disamping itu Tahu Udang Khas Bengkulu juga menjadi jajanan kuliner incaran para artis atau pejabat bila mereka berkunjung ke Bengkulu,'' ujar Pemilik Usaha Tahu Udang khas Bengkulu, M. Soleh pada BE kemarin.

Belakangan banyak produsen membuat jajanan tahu udang serupa. ''Namun saya harap masyarakat tetap mencintai tahu udang produk kita. Dapatkan tahu udang khas Bengkulu yang asli hanya di skip tepatnya didepan Masjid Al-Khair,'' ucapnya.

M. Soleh mengungkapkan saat ini Tahu Udang Khas Bengkulu tidak membuka cabang dimana pun. Cabang yang sempat dibuka di kawasan Tanah Patah beberapa waktu lalu sekarang sudah ditutup.

Munculnya usaha tahu udang sejenis membuat penjualan tahu udang Khas Bengkulu saat ini sedikit turun. Biasanya dalam 1 hari rata-rata penjualan bisa mencapai 3000 biji.
Namun sekarang tinggal 1000.

Disamping itu juga akibat adanya sedikit perbedaan pengolahan tahu udang selama ini. Sejak M. Soleh menyerahkan proses pembuatan tahu udang ke bawahannya. Sehingga menyebabkan rasa tahu udang sedikit berubah dari standar selama ini.

Namun semua masalah tersebut sekarang sudah teratasi. ''Sekarang saya turun langsung kembali menangani tahu udang. Mulai dari proses pengolahan bahan, memasak, hingga ke penjualan ke konsumen,'' katanya.

Jadi rasa tahu udang sekarang sudah kembali ke kualitas semula. Rasanya kembali padek nian sesuai dengan mottonya.Bahan-bahan tahu udang, mulai dari tahu sengaja dipilih tahu berkualitas tinggi.

Minyak untuk menggoreng spesial minyak kemasan bukan minyak curah. Sebab minyak curah dapat membuat rasa tahu udang menjadi hambar di lidah. Kemudian udangnya dipilih udang segar yang biasa terdapat di air payau atau biasa disebut udang muaro.

Tahu udang melalui proses penggorengan 3 hingga 4. Hal ini dilakukanUntuk menurunkan kadar air terdapat dalam tahu.Meskipun ada peningkatan kualitas proses pembuatan tahu udang, namun M. Soleh tak menaikkan harga jual.Tahu udang tetap dijual seperti harga biasa Rp 700 perbiji.

Bagi yang penasaran ingin mencicipi tahu udang dengan rasa berkualitas ini, silahkan datang ke pusat penjualan tahu udang di Skip tepatnya di depan Masjid Al-Khair. Pelayanan dibuka dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. (166)